Selasa, 13 Januari 2009

Boleh Kita Contohi Dia?

Bola sepak Sepanyol punya cerita. Dalam pertandingan minggu lalu, antara kelab Sevilla menentang Deportivo La Coruna, Fredrick Kanoute, penyerang Sevilla yang beragama Islam dan berasal dari Mali, setelah menjaringkan bola ke gawang lawan, membuka bajunya untuk memperlihatkan kaos dalamnya yang bertuliskan "Palestine". Kata Palestin itu ditulis juga dalam beberapa bahasa yang lain. Ini tentu saja dimaksudkan sebagai dokongan Kanoute kepada Palestin yang tengah digempur oleh pasukan Israel di Gaza.

Aksi Kanoute tersebut tetap membuahkan hukuman kad kuning dari pengadil yang memimpin pertandingan. Esoknya, Federasi Sepak Bola Sepanyol (REF) mengenakan denda kepada Kanoute sebanyak 3000 euro atau sekitar Rp. 45 juta. Keputusan Federasi Sepak Bola Sepanyol ini menimbulkan aksi protes dari segala penjuru. Peraturan federasi Spanyol melarang para pemain menunjukkan berbagai publisiti atau slogan-slogan sepanjang pertandingan berlangsung. Menurut federasi itu, hukuman tersebut tidak mempermasalahkan sifat dasar politik dari pesan itu. Tetapi mereka menyoroti fakta bahawa sang pemain telah menunjukkan suatu maklumat yang dinilai melanggar peraturan.

Tanggapan Kaonute? "Itu merupakan sesuatu yang saya rasa mesti saya lakukan. Setiap orang seharusnya merasa bertanggung jawab saat menyaksikan ada suatu situasi yang sangat tidak adil itu. Saya merasa 100 persen bertanggung jawab atas apa yang saya lakukan dan saya tidak takut atas sanksi itu,” ujarnya kepada televisyen swasta Telecinco.

Sebenarnya, Kanoute sudah lama mahu melakukan aksi itu, seminggu setelah Israel menggempur Gaza. 4 Januari lalu, ia terlihat memakai baju dalam yang sama, yang tembus dari jersey-nya di tengah guyuran hujan. Sayangnya dia tidak berhasil menjaringkan gol.

Aksi Kanoute itu banyak mendapat dokongan, salah satunya dari Josep Guadiola, pelatih Barcelona. Sanksi yang dirasa Guardiola sebagai bentuk ketidakadilan untuk striker asal Mali tersebut. Menurutnya, seharusnya REF mempelajari lebih dulu apakah pemain itu patut diberikan denda atas tindakan dari pemain yang bersangkutan.

Kanoute memang dikenal sebagai muslim yang taat dan kerap bangga menunjukkan identiti keyakinannya itu. Pada tahun 2007 misalnya, pemain terbaik Afrika 2007 ini pernah memberikan gajinya selama setahun, sebesar 700.000 dolar AS atau sekitar Rp 7 miliar untuk menyelamatkan masjid terakhir yang ada di Sevilla. Masjid tersebut mulanya akan dijual kerana populasi Muslim di kota tersebut mulai menurun. Pemerintah setempat pun akhirnya memberi nama tempat ibadah tersebut sesuai dengan sang pembeli.

"Jika tidak ada Kanoute, kami tidak akan beribadah pada hari Jumat lagi, di mana itu adalah hari yang suci bagi umat muslim," tukas wakil dari komuniti Islam Sepanyol, sesaat setelah Kanoute membeli Masjid tersebut, seperti dilansir AFP.

Ketaatan Kanoute dalam mengamalkan ajaran Islam juga mendapat dokongan penuh dari Sevilla. Ia diberi jersey khusus tanpa sponsor. Hal itu kerana sponsor utama Los Palanganas, 888.com, adalah lamanjudi yang bertentangan dengan ajaran Islam. Ia juga menyumbangkan seluruh hasil penjualan kaosnya untuk beramal. (sa/berbagaisumber)

sumber

Tiada ulasan: