Sabda Rasulullah: “Bersegeralah melakukan amal –amal soleh sebelum datangnya fitnah-fitnah seperti sepotong malam yang gelap gelita. Pada pagi hari seorang masih beriman, tiba-tiba pada petang harinya ia telah menjadi kafir dan ada yang pada petangnya masiih beriman, tiba-tiba pada pagi harinya menjadi kafir, ia menjual agamanya dengan kekayaan dunia. (Riwayat Muslim)
Semua orang rasa bangga dengan dosa, bila menyebut neraka tidak terasa akan gerunnya, bila menyebut syurga, tidak terasa akan nikmatnya, itu menunjukkan jiwa kita mati atau buta.
Bila ingat tentang kematian ia dapat melupakan segala jenis kelazatan hidup, bahkan menyebabkan orang yang tertawa menjadi terdiam sebentar, yang sedang enak makan berhenti menyuap, malahan tenggorokannya terasa perit, yang manis terasa pahit untuk ditelan, terkenang adakah selepas ini akan dapat merasa makanan yang lainnya. Masing-masing tertunduk sepi..
Bila ingat tentang kematian, terasa masa sungguh sempit, apa yang dipegang, dinikmati, segala pakaian baru, dan harta di tangan yang ada rupanya akan ditinggal pergi. Tiada apa lagi yang dapat dibangga dan digahkan. Tiada lagi perkara hendak dikisahkan, entah-entah esok dengan kain apa dikapankan, siapa yang menyembahyangkan, di bumi mana akan ditinggal bersendirian…sempatkah menyebut kalimah toyyibah..
Bila ingat tentang kematian, teringat tentang dosa-dosa lalu, wahai… hutang piutang yang masih belum jelas, jasa kepada mak dan abah, ajaran yang belum sempat disampai pada adik2 yang lain. Teringat dengan tingkah laku yang ditunjuk2 selama ini menjadi ikutan, dosa tangan, zina mata, segala jenis kata-kata yang keluar dari lidah.
Bila ingat tentang kematian, terasa mata sukar untuk dilelapkan, perlu kalam untuk menulis, sekurang-kurangnya pesanan terakhir. Meminta ampun dari setiap orang yang berkenaan, pada ibu dan ayah lagi, diminta halal segala peluh titik mengalir, ilmu yang diberi, susah payahnya, jerih tangisnya, makan dan minum yang diberi, kemarahan dan kesedihannya. Pada teman dan rakan, segala gurau-gurauan, umpatan dan cacian, segala rasa sakit di hati, dendam dan hasad dengki, buruknya sangkaan, usikan, janji dimungkir, kata dusta, takbur dan sombongnya… wahai, alangkah banyaknya dosa tindih menindih satu persatu yang akan disemak nanti..
Bila ingat tentang kematian, yang berdosa akan basahkah lidah untuk beristighfar? Lapangkah hati untuk memohon maaf ? Tergerakkah jiwa untuk berbuat kebaikan ? Masih panjangkah angan-angan untuk difikirkan? Lalu yang berdosa jarakmu dengan Tuhan sejauh mana? , sedang di tengah-tengah ada api neraka yang marak menyala..
Bila ingat tentang kematian, apalah nasibmu wahai diri? Dahulu disanjung orang, lidah ligat tidak pernah diam berkata itu dan ini, menjanjikan itu dan ini,. Anganmu selalu melangit tinggi, fikirmu esok dan akandatang membawa seribu erti yang ingin dipenuhi sedangkan engkau tidak tahu. Lalu taubat engkau tangguhkan lagi, dan jiwa dibiarkan kosong akibat terlalu sibuk menghias diri untuk mengejar dunia, takut dikata ‘ketinggalan’. Murka ALlah kian membayangi diri, tapi engkau tidak sedar lagi. Matamu tidak pernah pejam dalam perkara kemaksiatan, detik hati berkata ‘diri masih muda’, ‘esok masih ada’. Rupa-rupanya ALlah telah menjadikan engkau lupa akibat dosa yang engkau cari sendiri untuk dibalas dengan mati yang datang mengejut secara tiba-tiba..
Bila ingat mati, sedar jiwa di tangan Tuhan, hadirmu di alam tidak membawa apa-apa hanya sekadar hamba. Muka, tangan, telapak kaki, kulit, hati, rambut, kuku itu bukan engkau punya, tangan itu bukan milikmu, engkau memikul tanggungjawab dan amanah untuk menjaga ia dengan sebaiknya bukan mengkhianatinya.
Bila ingat mati, nantilah, bila pipi tersembam di tanah, mata tertutup rapat, lidah tidak berguna menjerit meminta tolong, mungkin baru teringat perbuatanmu selalu kufur dengan nikmat Tuhan. Engkau mengaku menyintai Allah melebihi makhluk lain, sedang solatmu dalam keadaan lalai, sujudmu dalam keadaan lalai. Entah-entah matimu pun dalam keadaan lalai…
Bila ingat mati, biarkan mata letih menangis kerana bertaubat, hati bergoncang takutkan Allah, alam ini bukan panjang lagi umurnya, apatah lagi dikira dengan nafas manusia yang kian ramai terdiam rupanya nyawanya sudah lama terbang direnggut pergi….
Tiada ulasan:
Catat Ulasan